Skip to main content

Pesona Teluk Jailolo




Teluk Jailolo
    Teluk Jailolo tentu saja tak dapat dipisahkan dari Jailolo, ibukota kabupaten Halmahera Barat (HalBar). Kabupaten Halmahera Barat ini diresmikan pada tanggal 25 Februari 2003. HalBar  berdiri sebagai wilayah pemerintahan bersama Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Sula Kepulauan dan Kota Tidore Kepulauan. Semua itu adalah hasil pemekaran dari wilayah Maluku Utara. Oleh karena itu Jailolo identik dengan Maluku.

Penemu dari Teluk Jailolo adalah Alfonso D’albuqerque  yang merupakan seorang militer Portugis yang memimpin ekspedisi besar mengarungi Asia dari awal abad ke 16. Beliau adalah seorang yang jenius , sehingga dapat mencium sumber daya tinggi yang dimiliki Maluku, salah satunya rempah-rempah.

Teluk Jailolo tidak hanya memiliki rempah-rempah, melainkan memiliki keindahan lainnya. Salah satunya keindahan bawah laut yang dapat memanjakan para pecinta pemandangan bawah laut.  Salah satu lokasi penyelaman adalah “Tanjung Matui”. Laut di Tanjung Matui berlumpur dan berpasir, namun kondisi tersebut tak mengurangi keindahan bawah laut Tanjung Matui. Dikedalaman lebik kurang dua puluh meter, kita dapat menemui electic lamp, spesies unik yang memiliki daya listrik, dan beragam spesies laut lainnya.

Ritual Bersih Laut
        Selain itu, Teluk Jailolo juga memiliki ritual yang menarik, salah satunya adalah ritual bersih laut. Dalam ritual ini, masyarakat berdoa dengan diiringi belasan kapal mengitari pulau babua. Keunikan lain pun terasa ketika kita melihat "Rumah Adat Sasadu", rumah adat khas masyarakat Jailolo.  Tempat biasa digunakan untuk upacara acara-acara adat dan acara lain yang dianggap penting ataupun sakral dan pernikahan.  Tarian tradisional yang umum dilakukan adalah Tari Legu Salai dan Tari Sara Dabi-Dabi. Tari Sara Dabi-dabi adalah tarian untuk menyambut kedatangan Sultan atau orang-orang yang tertinggi atau dihormati, seperti bupati atau

Rumah Adat Sasandu
pejabat daerah. Sedangkan Tari Legu Salai mulai ditampiklan dalam pertengahan acara. Makanan-makanan dalam pesta ini pun disajikan dengan unik, yaitu dalam “Piring Antik”, dimana makanan yang diletakan dalam piring tersebut tidak akan pernah basi.       


Sekedar mengingatkan kembali penemuan ini, masyarakat Teluk Jailolo mengadakan festival tahunan, yang dikenal dengan sebutan “Festival Teluk Jailolo”.  Pertama kali Festival Teluk Jailolo diadakan tahun 2009 dan masih berlangsung  hingga saat ini. Festival ini menyajikan pameran rempah dan spice trip. Pameran rempah akan menyuguhi Anda dengan berbagai hasil karya masyarakat sekitar, budayaan dan tentu saja rempah-rempah.  Sedangkan spice trip akan membawa Anda untuk menelusuri perkebunan rempah dan menikmati menjadi petani rempah yang merupakan mata pencaharian masyarakat Jailolo. Festival ini selalu ditutup dengan “Cabaret on The Sea”, merupakan pertunjukan kontemporer yang memadukan antara tarian tradisional, musik tradisional, drama dan koreografi yang berbasis kebudayaan masyarakat Jailolo.


 Kenyataan ini pula yang menyadarkan kita bahwa antusiasme orang asing terhadap Indonesia  masih berlangsung hingga saat ini.Antusiasme tersebut ditunjukkan dalam bentuk dokumentasi atau mempelajari kebudayaan Indonesia,terutama Teluk Jailolo, Halmahera Barat, Maluku Utara. Oleh karena itu, sebagai bangsa Indonesia wajiblah kita melestarikan kebudayaan Indonesia.




Comments

Popular posts from this blog

Introduction

My full name is Esther Karolina. But you can called me Cipoett. I like simple stuff and hate complicated examination. I started writing blog since today.      So this is my blog.      No offens.      No protracted.      I'll write all I want.      So let it flow like the water. Have fun with my blog. Enjoy :) -Cipoett-

Melayani Selama Sisa Hidup

Sudah lama sekali saya tidak mengrus blog ini. Jika diibaratkan rumah, blog ini pasti sudah banyak banget debu dan sarang laba-labanya, saya selaku pemilik "rumah" harus bertanggung jawab untuk "menghidupkan" rumah ini. Hahaha. Sekarang, saya ingin membagikan suatu hal yang selalu terbayang-bayang beberapa waktu ini. Tahun lalu, saya dan kawan-kawan "terpeleset" untuk mengikuti sebuah paduan suara gabungan. Kenapa saya bilang "terpeleset"? Karena sebenarnya sebagian besar dari kami awalnya enggan untuk mengikutinya, namun oleh satu dan banyak hal, kami secara tidak sengaja masuk paduan suara gabungan ini. Supaya bisa mendapat gambarannya, saya jelaskan dulu ya ini paduan suara seperti apa.  Paduan suara gabungan ini cukup besar karena terdiri dari anggota paduan suara di beberapa gereja, ditambah dengan paduan suara salah satu universitas swasta terkemuka di kawasan Tangerang. Kalo dijumlahkan, total paduan suara gabungan ini kurang kebih

Keselamatan dan Pertobatan

Beberapa waktu lalu saya mengikuti kelas pelayanan anak dan pada hari itu kami membahas tentang penginjilan pada anak. Dalam kelas ini, saya dan teman-teman belajar salah satu teknik penginjilan anak, yakni menggunakan buku tanpa kata. Buku ini unik sekali, tanpa kata, tanpa gambar, hanya warna. Namun, yang menjadi daya tariknya adalah tiap warna buku ini memiliki cerita yang membawa anak dapat mengenal lebih dalam mengenai Kristus sebagai satu-satunya pribadi yang dapat menyelamatkan. Melihat hal ini, saya pun menjadi tertarik untuk menceritakan salah satu momen penting dalam hidup saya, yaitu momen di mana saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Source: churchleaders.com Sesungguhnya saya tak begitu ingat pasti kapan pertama kali menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi. Seingat saya, dulu waktu di Sekolah Minggu pernah mengikuti sebuah acara dan dalam acara tersebut, terdapat calling . Pembicara menantang semua anak yang mengikuti acara ter