Skip to main content

Keselamatan dan Pertobatan


Beberapa waktu lalu saya mengikuti kelas pelayanan anak dan pada hari itu kami membahas tentang penginjilan pada anak. Dalam kelas ini, saya dan teman-teman belajar salah satu teknik penginjilan anak, yakni menggunakan buku tanpa kata. Buku ini unik sekali, tanpa kata, tanpa gambar, hanya warna. Namun, yang menjadi daya tariknya adalah tiap warna buku ini memiliki cerita yang membawa anak dapat mengenal lebih dalam mengenai Kristus sebagai satu-satunya pribadi yang dapat menyelamatkan. Melihat hal ini, saya pun menjadi tertarik untuk menceritakan salah satu momen penting dalam hidup saya, yaitu momen di mana saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Source: churchleaders.com

Sesungguhnya saya tak begitu ingat pasti kapan pertama kali menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi. Seingat saya, dulu waktu di Sekolah Minggu pernah mengikuti sebuah acara dan dalam acara tersebut, terdapat calling. Pembicara menantang semua anak yang mengikuti acara tersebut untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka. Pembicara tersebut tidak menggunakan pertanyaan tetapi ia hanya berkata "Jika adik-adik ingin menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kalian, ayo berdoa ikutin lao shi (guru), ya." Saya pun tidak tahu mengapa, langsung mengikuti doa sang pembicara, seperti dihipnotis rasanya. Tetapi saya yakin, bahwa pada saat itu bukanlah sedang dihipnotis, tetapi Roh Kudus yang berada di hatilah yang mendorong untuk mengikuti doa sang pembicara. Hal ini membuat saya menjadi lebih ingin mengenal Yesus, meski pada saat itu saya belum rajin membaca Alkitab. Tapi tanpa saya sadari, pengalaman menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat ini membuat saya menjadi lebih tahu bahwa saya tidak pernah sendiri. Meskipun dalam prosesnya tidaklah mudah. Saya kerap kali masih hidup dalam dosa, akan tetapi Tuhan tidak pernah membiarkan saya sedikitpun terlepas dari-Nya. Dia tidak pernah membiarkan saya terlalu jauh dari-Nya. Ia juga yang membawa saya kembali kepada-Nya, bahkan memanggil saya.

Bagi saya, pengalaman pertobatan pertama saya yang dilakukan saat kecil membuat saya sadar akan dosa dan segala konsekuensinya lebih awal. Dengan demikian saya pun menjadi lebih aware dengan dosa dan menyadari bahwa Yesus adalah satu-satunya Juru Selamat yang dapat menebus dosa. Saya rasa hal ini juga sangat diperlukan untuk anak-anak masa kini. Kesadaran akan dosa dan segala konsekuensinya serta kesadaran akan Yesus sebagai satu-satunya pribadi yang dapat menyelamatkan dari dosa.

Comments

Popular posts from this blog

Introduction

My full name is Esther Karolina. But you can called me Cipoett. I like simple stuff and hate complicated examination. I started writing blog since today.      So this is my blog.      No offens.      No protracted.      I'll write all I want.      So let it flow like the water. Have fun with my blog. Enjoy :) -Cipoett-

Melayani Selama Sisa Hidup

Sudah lama sekali saya tidak mengrus blog ini. Jika diibaratkan rumah, blog ini pasti sudah banyak banget debu dan sarang laba-labanya, saya selaku pemilik "rumah" harus bertanggung jawab untuk "menghidupkan" rumah ini. Hahaha. Sekarang, saya ingin membagikan suatu hal yang selalu terbayang-bayang beberapa waktu ini. Tahun lalu, saya dan kawan-kawan "terpeleset" untuk mengikuti sebuah paduan suara gabungan. Kenapa saya bilang "terpeleset"? Karena sebenarnya sebagian besar dari kami awalnya enggan untuk mengikutinya, namun oleh satu dan banyak hal, kami secara tidak sengaja masuk paduan suara gabungan ini. Supaya bisa mendapat gambarannya, saya jelaskan dulu ya ini paduan suara seperti apa.  Paduan suara gabungan ini cukup besar karena terdiri dari anggota paduan suara di beberapa gereja, ditambah dengan paduan suara salah satu universitas swasta terkemuka di kawasan Tangerang. Kalo dijumlahkan, total paduan suara gabungan ini kurang kebih