Skip to main content

At The Begining Stranger, At The End (maybe) Stanger Too

Canda tawa terlontar pada awalnya. Tapi apakah kau pernah menyadari jika akan ada sedu tangis akhirnya?
      Ada dua orang yang awalnya tak saling mengenal satu sama lain namun dipertemukan dalam sebuah drama kehidupan. Drama tersebut diawali dengan terjadinya pencemaran nama baik dari seorang kawan lama dari kelas yang terdahulu. Mereka pun saling bertukar cerita. Mulai dari soal pertemanan sampai persoalan keluarga. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka pun semakin dekat lalu bersahabat.
      Mereka sering bercanda tawa. Pernah suatu saat salah satu dari mereka berpura-pura marah dengan alasan yang sebenarnya kurang jelas dengan yang lainnya. Namun setelah mengetahui kawannya itu hanya berpura-pura, tak lama kemudian ia memutuskan untuk membalasnya. Dan ia sukses besar. Mereka semakin dekat dan dekat.
      Mereka sering berpergian bersama. Mulai dari hanya sekedar pergi ke mall  sampe ke pesta ulang tahun mereka diundang bersama-sama. Memang sih ada beberapa pesta yang mereka tak diundang bersama-sama. Tapi itu pun tak membuat mereka menjauh.
      Namun suatu hari salah satu dari mereka tak senang dengan bercandaan yang lain. Lalu karena merasa bersalah ia meminta maaf. Dan masalah selesai. Selesai? Salah besar! Siapa bilang masalah selesai? Justru itu awal dari segala masalah.
     Masalah yang dikira sudah selesai itu berlanjut semakin parah karena salah satu dari mereka ada yang terlalu percaya diri dan menganggap perkataan yang lain di twitter itu untuk menyindir dirinya. Meski pada kenyataannya tidak demikian. Percaya diri sekali bukan? Karena terbakar api setan amarah, ia pun mem block twitter kawannya yang dia anggap menyindir dirinya tanpa mengetahui ditujukan kepada siapa perkataan itu. Bodoh sekali tindakannya itu! Sangat bodoh!
      Pada awalnya kawannya itu mengklarifikasi lewat pesan singkat di hand phone beberpa kali, namun karena tidak ada reaksi, bahkan terkesan tak dibaca, maka kawannya ini pun terbawa amarah. Malah kawannya ini berniat mem-block balik twitter anak itu. Tapi ia tak setega kawannya itu. Mulai sejak itu, mereka tak saling bicara. Dan mungkin lebih baik orang yang di-block itu menganggap orang yang mem-blocknya "STRANGER" atau "ORANG ASING".
      Apakah itu akhir dari persahabatan mereka? Mungkin. Tak ada yang tahu.

Comments

Popular posts from this blog

Introduction

My full name is Esther Karolina. But you can called me Cipoett. I like simple stuff and hate complicated examination. I started writing blog since today.      So this is my blog.      No offens.      No protracted.      I'll write all I want.      So let it flow like the water. Have fun with my blog. Enjoy :) -Cipoett-

Melayani Selama Sisa Hidup

Sudah lama sekali saya tidak mengrus blog ini. Jika diibaratkan rumah, blog ini pasti sudah banyak banget debu dan sarang laba-labanya, saya selaku pemilik "rumah" harus bertanggung jawab untuk "menghidupkan" rumah ini. Hahaha. Sekarang, saya ingin membagikan suatu hal yang selalu terbayang-bayang beberapa waktu ini. Tahun lalu, saya dan kawan-kawan "terpeleset" untuk mengikuti sebuah paduan suara gabungan. Kenapa saya bilang "terpeleset"? Karena sebenarnya sebagian besar dari kami awalnya enggan untuk mengikutinya, namun oleh satu dan banyak hal, kami secara tidak sengaja masuk paduan suara gabungan ini. Supaya bisa mendapat gambarannya, saya jelaskan dulu ya ini paduan suara seperti apa.  Paduan suara gabungan ini cukup besar karena terdiri dari anggota paduan suara di beberapa gereja, ditambah dengan paduan suara salah satu universitas swasta terkemuka di kawasan Tangerang. Kalo dijumlahkan, total paduan suara gabungan ini kurang kebih

Keselamatan dan Pertobatan

Beberapa waktu lalu saya mengikuti kelas pelayanan anak dan pada hari itu kami membahas tentang penginjilan pada anak. Dalam kelas ini, saya dan teman-teman belajar salah satu teknik penginjilan anak, yakni menggunakan buku tanpa kata. Buku ini unik sekali, tanpa kata, tanpa gambar, hanya warna. Namun, yang menjadi daya tariknya adalah tiap warna buku ini memiliki cerita yang membawa anak dapat mengenal lebih dalam mengenai Kristus sebagai satu-satunya pribadi yang dapat menyelamatkan. Melihat hal ini, saya pun menjadi tertarik untuk menceritakan salah satu momen penting dalam hidup saya, yaitu momen di mana saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Source: churchleaders.com Sesungguhnya saya tak begitu ingat pasti kapan pertama kali menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi. Seingat saya, dulu waktu di Sekolah Minggu pernah mengikuti sebuah acara dan dalam acara tersebut, terdapat calling . Pembicara menantang semua anak yang mengikuti acara ter